Perombakan Kultural di Louis Vuitton Men’s Fall/Winter 2021

Deconstructive aspiration from Mr. Abloh.

 

Virgil Abloh mengutarakan aspirasi kulturalnya di koleksi menswear Louis Vuitton musim Fall/Winter 2021. Dalam penjelasan koleksinya, ia mempertanyakan “kepemilikan” produk-produk budaya dan siapa sesungguhnya berhak untuk mendefinisikan dan merepresentasikannya. Cara berpakaian yang dikaitkan dengan stereotipe gender, identitas seksual, karakter, hingga ideologi menjadi salah satu yang ia maksud.

Langkah yang cukup ambisius dari Virgil untuk mencoba melakukan perombakan ideologis yang sudah mapan selama ini. Pada koleksi ini, Virgil menerapkan prinsip “keep the codes and change the values”. Salah satu contoh perwujudan hal tersebut terlihat pada keputusan Virgil mengolah Kente cloth – kain tenun Ghana tempat asal Virgil – menjadi bermotif tartan sehingga mengaburkan perihal asumsi mengenai asal dan ide-ide kebudayaan dari kain tersebut. 

isu-isu kebudayaan dari sang desainer juga dituangkan pada kreasi-kreasi berslogan. Salah satunya adalah “Tourist vs Purist” yang hadir dalam bentuk print pada kreasi hoodie, maupun patches di travel monogram bag dengan aksen lining dan neon strap nan flashy. Tak ketinggalan dalam ranah aksesori, tampil premis karya seniman Lawrence Weiner bertuliskan “You Can Tell A Book By Its Cover”, “The Same Place At The Same Time”, “(Somewhere Somehow)” pada strap untuk leather tote bag nan ekspresif.

Nuansa cool pada beberapa rancangan di koleksi ini tercipta dari gaya campuran American cowboy dan streetwear berupa coat, setelan oversized dan kombinasi high shoulder blazerkilt asimetris. Sementara itu, motif dan teknik yang digunakan di koleksi ini merujuk pada konsep trompe l’oeil dan filtrage yang menciptakan ilusi. Hal ini semakin menegaskan ide dasar koleksi ini yang menekankan tindak mempertanyakan esensi dari hal-hal yang terlihat selama ini.