A continuous effort to save our environment.
Industri mode yang berkembang begitu pesat memikul beban tanggung jawab atas dampak lingkungan yang diakibatkannya. Aktivitas produksi dan konsumsi busana nan masif dan cepat yang didalamnya terlibat penggunaan bahan-bahan tak ramah alam serta jejak karbon dari hulu ke hilir di tataran global telah berkontribusi secara signifikan bagi kerusakan lingkungan. Konsisten peduli dengan isu-isu tersebut, label mode tanah air Sejauh Mata Memandang kembali berupaya meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya menjaga alam melalui sebuah karya kreatif berupa pameran “Sayang Sandang, Sayang Alam”.
Bertempat di Ashta District 8 – yang sekaligus merupakan sponsor pameran bersama dengan TACO – pameran tersebut memaparkan begitu tingginya urgensi dari masalah sampah tekstil. Para pengunjung pameran akan mendapat berbagai edukasi dan informasi terkait fakta mengenai sampah tekstil. Terbagi menjadi beberapa area, konsep pameran Sayang Sandang, Sayang Alam digarap oleh Felix Tjahyadi. Salah satu yang bisa ditemui di acara ini adalah video informatif hasil kolaborasi Greenpeace, Davy Linggar, Dian Sastrowardoyo, Tulus, dan Mesty Artiariotedjo. Terdapat juga Kios Sejauh yang menjual produk-produk daur ulang dari sisa bahan produksi dan pakaian bekas. Ada beragam produk-produk daur ulang Sejauh Mata Memandang yang bisa Anda dapatkan, mulai dari selop, tas serba guna, aneka bantal, masker kain, topi, dan sebagainya.
Slow fashion, recycle, dan upcycle memang merupakan beberapa nilai yang dipegang oleh label mode yang berdiri sejak akhir 2014 ini. “Sebagai merek fesyen dengan konsep slow fashion, salah satu cara kami mengurangi sampah tekstil, adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai, memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” jelas Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang. Tak hanya berusaha meningkatkan kesadaran masyarakan untuk melestarikan lingkungan, pameran Sayang Sandang, Sayang Alam pun memfasilitasi masyarakat untuk turut berperan aktif menjaga alam melalui penyediaan dropbox sampah tekstil.
Pakaian yang sudah tidak digunakan bisa dikirimkan ke kotak peduli sampah tekstil selama pameran berlangsung. Bekerja sama dengan Pable Indonesia, Pakaian-pakaian yang sudah tidak layak pakai akan didaur ulang menjadi benang dan kemudian menjadi kain baru. Sementara itu, pakaian-pakaian yang masih layak pakai akan dipilah dan didayagunakan kembali atau disumbangkan bagi yang membutuhkan. Hal ini dilakukan atas kerjasama dengan Wardah dan Syah Establishment. Pameran Sayang Sandang, Sayang Alam berlangsung pada 6 Maret – 6 April 2021.