Art Basel Hong Kong: Galeri David Zwirner Angkat Karya Harold Ancart

Blurring the figurative and the abstract.

 

Setelah pada tahun 2020 berlangsung secara online sepenuhnya, Art Basel Hong Kong tahun ini sukses terselenggara pada 21-23 Mei melalui format phygital (physical and digital). Awalnya dijadwalkan berlangsung pada bulan Maret lalu (jadwal lazimnya), kali ini ajang seni terkemuka tersebut diikuti oleh 104 exhibitors yang berasal dari segala penjuru Hong Kong maupun negara-negara lain. Dari segi jumlah partisipan, art fair yang format fisiknya bertempat di Hong Kong Convention and Exhibition Centre ini memang mengalami penurunan signifikan, sekitar separuh dari biasanya. Akan tetapi, seperti dikutip dari show report resminya, sales level yang terjadi selama acara berlangung terbilang kuat.

Melansir The New York Times, David Zwirner gallery berhasil mencetak angka penjualan hingga hampir 6 juta dollar Amerika pada hari pertama Art Basel Hong Kong. Demikianlah gambaran mengenai appetite dari art market Hong Kong saat ini yang mulai pulih. “The Fair has provided a positive and important opportunity for us to see the recovering and emerging changes of the art market in the second year of the pandemic,” ucap Leo Xu, Senior Director David Zwirner Hong Kong, seperti terungkap pada show report Art Basel Hong Kong. Pada tahun ini, beberapa nama seniman yang karyanya ditampilkan oleh galeri tersebut adalah Josef Albers, Mamma Andersson, Marcel Dzama, Giorgio Morandi, Thomas Ruff, Wolfgang Tillmans, Luc Tuymans, Liu Ye, and Lisa Yuskavage. Sementara artworks dari New York–based artist kelahiran Belgia, Harold Ancart, menjadi fokus presentasi.

Ancart bukan nama baru untuk David Zwirner. Pada tahun lalu, galeri ini menghelat eksibisi solonya yang berjudul “Harold Ancart: Traveling Light” di New York. Pada tahun 2018, solo show sang seniman diselenggarakan di David Zwirner London. Untuk Art Basel Hongkong tahun ini, kreasi-kreasi Ancart yang di-highlight oleh galeri tersebut berada dalam tema seascapes. Eksplorasi artistik Ancart terhadap tema lautan sudah ia lakukan sejak lama. Sebuah karyanya dalam tema tersebut yang dibuat pada tahun 2014 berhasil terjual melalui balai lelang Sotheby’s di harga 47.500 pound sterling. Layaknya objek laut itu sendiri yang dalam penuh misteri, karya-karya Ancart bisa diselami dalam ragam interpretasi para pengamatnya. Yang jelas, secara formal, sebagaimana para seniman kontemporer, Ancart pun tampak mendobrak distingsi tegas antara jalur representasional dan abstraksionisme

Pada beberapa karya lukisnya yang dipamerkan di Art basel Hong Kong, Anda bisa melihat bagaimana ia mereduksi laut kedalam dua bidang yang terbagi oleh sebuah garis; sebuah formula figuratif paling sederhana yang menggambarkan laut dengan horizonnya yang “memisahkan” langit. Formula itu pula yang membawa lukisan-lukisan tersebut memiliki jiwa genre abstrak yang kuat dan jauh dari label seni representasional. “Once you free your mind from painting having to be a certain way, you can do anything you want…That’s called freedom. That’s what they can’t teach you at school. You have to find it for yourself,” demikian Ancart menjelaskan prinsip estetikanya seperti dilansir dari halaman T-Magazine.

Lahir di Brussels pada tahun 1980, Ancart mengenyam pendidikan seni di École Nationale Supérieure des Arts Visuels de la Cambre. Seniman yang karya-karyanya mencakup lukisan, fotografi, hingga sculpture ini telah banyak menggelar pameran tunggal maupun group exhibition di berbagai belahan dunia. Tak hanya itu, artworks ciptaan seniman tersebut pun sudah menjadi bagian dari koleksi permanen berbagai museum. Beberapa di antaranya adalah Fondation Beyeler, Basel; Musée d’Art Moderne, Paris; The Museum of Contemporary Art, Los Angeles; Solomon R. Guggenheim Museum, New York; and Whitney Museum of American Art, New York.

Melihat landasan estetikanya yang tak terbelenggu oleh batasan-batasan formal, Ancart menyisakan ruang luas bagi para penikmat seni untuk tetap curious dengan bagaimana direction artistiknya di masa depan. Mengutip perkataan Picabia – karyanya yang berjudul “Catch as Catch Can” (1913) merupakan favorit Ancart – dalam wawancaranya bersama T-Magazine, Ancart mengatakan “You know what Picabia once said? ‘Our heads are round so our thoughts can change direction.’ I find that beautiful.” Jika Anda tertarik dengan karya-karya Ancart, Anda bisa menghubungi David Zwirner untuk mengetahui dan mendapat updates mengenai karya-karyanya yang dikurasi oleh galeri tersebut.