The Enduring Influence of British Royals’ Fashion

Some of the greatest fashion icons in history came from the British Royal Family. What makes them so enthralling, and how do they assert their power through the language of fashion? Mari melihat kembali fashion sang keluarga kerajaan dari masa ke masa, dan bagaimana fashion mereka menjadi testamen dari pengaruh kuat mereka dari dulu hingga sekarang.

 

Part 1: In the Pages of History

Elizabethan Era

Pada tahun 1574, Ratu Elizabeth I menjalankan hukum ‘Statutes of Apparel’, sederet peraturan berpakaian yang memiliki tujuan untuk menegakkan orde sosial di masyarakat Inggris masa itu. Di sana tertulis berbagai peraturan spesifik, menjelaskan pakaian apa yang boleh dipakai oleh seseorang berdasarkan status dan jabatan mereka. Kain berwarna emas dan bulu ermine hanya dapat dikenakan oleh mereka yang merupakan bagian keluarga kerajaan.

Dalam satu kata, fashion jaman itu bisa dideskripsikan sebagai ‘elaborate’. Kompleks mulai dari berapa banyak komponen yang dibutuhkan untuk satu ‘outfit’ (contohnya: corset, petticoat, underskirt, stocking, separate sleeves, ruffs), hingga tampilannya yang mencolok. Kemajuan dalam perdagangan juga memperkenalkan bahan-bahan eksotis dari berbagai penjuru dunia, seperti velvet dari Italia dan sutra dari Timur Tengah. Dan tentunya, the Royals got the best and most luxurious of clothing materials. Mereka mengenakan bahan termahal, warna terterang, dan perhiasan termewah.

 

Victorian Era

And of course, when we talk about Queen Victoria, she left a great fashion legacy that still remains relevant today: the white wedding dress. Sang Ratu menikah di usia 18 dengan Pangeran Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha pada tanggal 10 Februari 1840. Pada masa itu, seorang mempelai wanita biasanya mengenakan warna merah, jadi keputusan Ratu Victoria benar-benar groundbreaking. Seiring dengan perkembangan sosial di Revolusi Industri pada masa itu, putih yang bersih dan murni kemudian menjadi favorit para pengantin di hari besar mereka.

Untuk gaun pengantinnya, Ratu Victoria mengenakan satin Spitalfields dan renda Honiton – bahan-bahan yang didapatkan dari negeri Inggris. Di sini Ratu Victoria menunjukkan dukungannya pada industri lokal di negeri di mana ia berkuasa. Potongan fitted bodice dan rok megah dari gaun tersebut juga menjadi salah satu referensi untuk banyak pengantin hari ini.

 

Part 2: Modern Fashion Icons

Di masa modern, keluarga kerajaan Inggris tetap menjadi pedoman fashion banyak orang. Apa yang dipakai oleh Kate Middleton atau Meghan Markle selalu menjadi topik yang seru untuk dibahas. Mereka memiliki patronage kepada desainer Inggris kesayangan mereka – Kate Middleton dengan Sarah Burton dari Alexander McQueen, dan Meghan Markle dengan Clare Waight Keller dari Givenchy. Dengan mengenakan pakaian designer, mereka menunjukkan status mereka sebagai bagian dari keluarga kerajaan. However, they do wear some Zara from time to time – this is the 21st century after all. Sederet peraturan tetap harus dipatuhi, seperti panjang rok yang harus selutut, tidak boleh melepaskan outer di depan publik, dan harus selalu memakai pantyhose.

Media dan publik begitu menggemari fashion Diana, dimulai dengan tampilan ‘Sloane Ranger’ semasa ia menjadi tunangan Pangeran Charles, Seiring dengan berlalunya waktu, Diana menemukan identitas fashion-nya, dan ia menggunakan fashion untuk mengomunikasikan apa yang ia ingin sampaikan pada dunia. Diana berani untuk mengekspresikan dirinya dengan lepas dan memilih apa yang ia suka, even if it means bending some royal fashion rules. Dari sana berbagai momen fashion tak terlupakan lahir, seperti gaun velvet biru yang ditajuk ‘Travolta Dress’, hingga bodycon LBD alias ‘Revenge Dress’ yang ia kenakan setelah pengungkapan affair Pangeran Charles dengan Camilla. Beberapa tren lain yang Lady Diana populerkan adalah power shoulders, aksesori mutiara, dan bahan velvet. Pengaruhnya di dunia fashion tetap terasa hingga hari ini, seperti ketika Virgil Abloh mendedikasikan koleksi Spring/Summer 2018 dari Off-White kepada style sang People’s Princess.

 

Part 3: As Symbols of Tradition and Fashion

Melihat perjalanan keluarga kerajaan Inggris dari masa ke masa, dapat terlihat bagaimana pilihan fashion mereka berevolusi mengikuti masa dan pergolakan sejarah. Satu hal yang tidak pernah berubah adalah bagaimana mereka selalu harus terlihat rapi dan teratur. Melalui fashion, mereka menunjukkan pesan yang ingin mereka sampaikan. Walaupun mengikuti zaman yang makin bebas, tradisi harus senantiasa dipegang. The whole world is looking at them – even more so now.

Sebagai figur publik, mereka tidak hanya memiliki kekuasaan politik, tetapi juga sosial. Website Racked membahas bahwa keluarga kerajaan Inggris bisa dibilang merupakan fashion influencers yang pertama. In this age, every look is documented, its designer identified in a matter of hours, and spread around the internet in an even faster pace. Sebuah langkah yang salah dapat menjadi cercaan, tetapi tampilan yang tepat dapat membawa glory tidak hanya kepada mereka, tetapi kepada desainer yang mereka pilih.