It’s time for artsy flavour.
Terlahir di era 1920-an, Art Deco movement merupakan momentum seni yang menolak ornamentasi tradisional dan lebih memilih streamlined geometry. Modernitas gerakan tersebut juga menjadi jiwa di kelahiran jam tangan Jaeger-LeCoultre Reverso pada tahun 1931. Timepiece tersebut menjadi gebrakan baru pada masa itu dan hingga kini terus mengukuhkan kualitas classical dan savoir-faire sang watch house hingga kini.
Merayakan 90 tahun perilisan Reverso, Jaeger-LeCoultre membuka 1931 Café. Tentu saja para tamu akan disambut dengan atmosfer khas arsitektur dan interior Art Deco. Mulai dari penggunaan palet hitam-putih hingga material-material khas gerakan seni itu, seperti chrome, velvet, glass, dan lacquered wood. Turut memperkuat kesan Art Deco ialah lantai marble dengan inlaid geometric pattern khas masa itu. Detail-detail dekorasi bahkan di-customized. Beberapa di antaranya adalah frosted-glass chandelier serta kursi-kursi dengan 3 metal bands yang merujuk pada 3 gadroons pada case Reverso.
Di kafe pop-up ini, para tamu pun dimanjakan dengan sajian cakes dan pastries lezat hasil olahan award-winning pastry chef, Nina Métayer. Tak hanya menggaungkan semangat Art Deco, kreasi rasa buatannya untuk kafe ini pun mencerminkan nuansa Vallée de Jouxx sebagai rumah Jaeger-LeCoultre. Hal itu dilakukannya dengan menyertakan rasa-rasa khas area tersebut, seperti mountain berries, kacang, madu, dan swiss chocolate yang diolah secara handcrafted untuk 1931 Café.
Meski berasal dari bidang berbeda, Jaeger-LeCoultre dan Métayer mampu melebur visi di proyek kolaborasi ini. “What appealed to me greatly about this collaboration with Jaeger-LeCoultre was the idea of bringing together two very different expressions of craftsmanship in one project,” tuturnya. 1931 Café hadir di 2 kota di dunia. Di Shanghai, Jaeger-LeCoultre akan menyuguhkan menu istimewanya untuk publik pada 13 Juni hingga 15 Agustus 2021. Selanjutnya pada musim gugur mendatang, kafe pop-up itu akan hadir di Paris.