The multicultural face of Southeast Asia.
Potret keberagaman budaya Asia Tenggara direfleksikan oleh Museum Macan lewat pameran seni kontemporer terbaru yang dinamai “Stories Across Rising Lands”. Menampilkan karya-karya sederet perupa dari negara-negara di Asia Tenggara, pameran ini dikomisikan oleh Konnect ASEAN dan ASEAN-Republic of Korea Cooperation Fund, serta dimotori oleh Asean Foundation. Karya-karya di pameran ini memanfaatkan berbagai medium, mulai dari video, instalasi, fotografi, lukisan dan video performance.
Hadir sebagai kurator ialah Asep Topan dari Museum Macan dan Jeong Ok Jeon yang merupakan kurator independen berbasis di Jakarta. Deret pelaku seni yang terlibat pada pameran ini adalah Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein dan Maharani Mancanegara (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Nge Lay (Myanmar) dan sebuah kolaborasi antara Tan Vatey beserta Sinta Wibowo (Kamboja/Belgia).
Pameran ini berfokus pada sudut pandang estetik terhadap narasa perilaku dan kehidupan sehari-hari yang membentuk koneksi sosial dan budaya suatu tempat. Unsur koneksi personal dan perspektif sejarah maupun politik dari masing-masing perupa membawa keberagaman pada pameran ini. “Kami berharap untuk menyajikan wawasan tentang kompleksitas multikultur Asia Tenggara. Sebagai sebuah wilayah, Asia Tenggara tidak hanya hadir sebagai blok politis dan ekonomis, namun juga gabungan jejaring, masyarakat dan jalur lintas budaya yang dibentuk dari interaksi manusia,” tutur kurator Asep Topan dan Jeong Ok Jeon.
Karya-karya pelaku seni yang dikurasi ini bisa disaksikan langsung di Museum Macan dengan protokol kesehatan yang ketat dimulai dari tanggal 23 Januari – 22 Mei 2021. Selain itu, tersedia pula tur virtual, situs mikro informatif juga karya augmented reality interaktif berupa Instagram filter kreasi Saleh Husein asal Indonesia. Aktivasi-aktivasi digital pada program pameran ini merupakan hasil kerjasama dengan Festivo.
