Fendi Couture Fall/Winter 2021, Jelajah Romantis Sejarah Roma

A poetic perspective.

 

Poin pemikat Roma, kota asal Rumah mode Fendi, adalah warisan sejarah. Kim Jones mencoba melihat dari sisi lain akan pesonanya. Untuk koleksi couture musim Fall/Winter 2021, sang direktur kreatif menggandeng sutradara film “Call Me by Your Name”, Luca Guadagnino, demi memperkaya sudut pandang keindahan kota tersebut. Hasilnya adalah format presentasi sinematik dan karya koleksi poetic dengan nuansa opulence khas Italia.

Luca menciptakan 13 menit narasi visual tak biasa untuk para model dengan beragam background yang tampil anggun memperagakan busana-busana koleksi ini. Dalam merancang kreasi-kreasi tersebut, Kim Jones sang creative director terinspirasi oleh sutradara dan penyair legendaris Italia, Pier Paolo Pasolini. Dalam mengemas karya sinematik untuk rancangan-rancangan couture tersebut, Luca mengekpresikan pemahamannya sendiri terhadap Pasolini. Baginya, cara seorang sutradara dan penyair hebat seperti Pasolini mengangkat sejarah membuat hal itu menjadi penting dan didambakan. “The past enters the present and breathes our air,” tutur Luca.

Koleksi couture Kim Jones kali ini dimulai dengan semerbak nuansa lembut dari palet warna putih ke nuansa pastel. Melambangkan pesona patung-patung Roma, hadir kreasi knitwear dan jaket didesain dengan tekstur mosaic multiwarna. Ornamen detail Corinthian columns yang ikonis diwujudkan dengan tampilan transparan dari material tulle bordir dan aksen applique kembang nan romantis. Kesan tersebut berlanjut pada aksen pleats pada kreasi coat, sleeveless maxi dan tube dress aksen draping yang diberi contrast-leather emblem motif tumbuhan.

Fluidity akan motif marble melebur indah pada kreasi off-shoulder silk dress palet abu-abu. Plunging neckline maxi dress dengan A-line silhouette, sleeveless dress aksen draping melingkar, hingga tube dress dengan aksen cape asimetris turut mengadopsi motif ini sebagai lambang feminitas. Aksen pleats rumit pada kreasi zipper mini dress dengan petals applique dan victorian dress lengan pendek bermaterial feathers turut melengkapi kesan dramatis koleksi ini.

Kekuatan panah para figur Roma terepresentasi pada koleksi footwear. Hak kreasi sepatu heels dengan mother-of-pearl mosaic dan boots warna putih didesain sculptural selayaknya miniatur panah dalam rupa marble nan mewah. Material tersebut berlanjut pada ranah aksesori seperti mismatched ear cuff bunga, bangle keramik dengan aksen metal closure juga clutch. “Pasolini observed Rome become modern – and that is what is interesting to me: connecting eras, the old with the new, the past with the present,” terang Kim Jones menjelaskan kekaguman terhadap Pasolini yang menginspirasinya.