Desainer asal Prancis, Magali Pascal, Jadikan Bali sebagai Rumahnya

It’s my home and I wouldn’t have it any other way!

 

Berdiri sejak tahun 2005, brand Magali Pascal mengusung ide reinterpretasi gaya Parisian dalam permainan kontras dualitas feminin-maskulin serta structured-fluidity. Pendirinya adalah sosok asal Prancis yang telah tinggal di Bali selama hampir 2 dekade. Kepada The Editors Club, desainer Magali Pascal berbagi tentang bagaimana perjalanan hidup membawanya ke Bali, apa yang menjadi inspirasinya dalam mendesain, hingga bagaimana ia merespon pandemi Covid-19.

 

Bagaimana Anda biasanya menjalani hari-hari? Apa yang Anda paling sukai tentang kehidupan di Bali?
Saya memulai pagi hari bersama suami dan anak kembar saya di rumah ketika matahari mulai muncul. Terkadang kami berjalan kaki ke pantai atau sebuah kafe. Sering kali saya berolahraga sebelum saya berangkat ke studio desain dimana saya dan tim saya akan menghabiskan hari kami untuk merancang dan berkreasi. Saya suka pulang di senja hari untuk menghabiskan waktu lebih bersama anak-anak.

Mereka gemar berenang sehingga kami banyak bersenang-senang di kolam renang! Pada malam hari, saya dan suami akan menikmati home-cooked meal di rumah atau kami akan keluar untuk makan malam bersama teman-teman. Hidup di Bali adalah pengalaman yang luar biasa. I love the smiling faces, the kindness from all sides, and of course the beautiful surroundings. Setiap hari sangat istimewa di sini.

Bagaimana cerita hidup Anda sebelum pindah ke Bali? Apa mimpi Anda pada saat itu?
I am French and I grew up in Paris. Saya banyak menghabiskan masa kanak-kanak saya bersama nenek untuk mengunjungi museum dan galeri seni. Saya selalu memiliki ketertarikan terhadap seni dan tekstil, dan nenek saya benar-benar mengembangkan sisi tersebut. Jadi perihal pendidikan, saya memutuskan untuk mempelajari fashion Design dan pattern making di Ensad (École nationale supérieure des Arts Décoratifs). Dari sana, saya tahu bahwa saya ingin bekerja di bidang desain dan tekstil, tetapi saya tidak pernah menduga bahwa hidup saya akan membawa saya ke titik seperti ini. 

Jadi, bagaimana Anda pindah ke Bali dan membangun label Anda di sana?
Setelah saya menyelesaikan studi, saya melakukan travelling ke Bali dan bertemu banyak orang, terutama yang berada di industri kreatif. Bali has always attracted creatives from all walks of life! Pada bulan-bulan pertama saya di Bali di tahun 2002, saya bekerja sebagai seorang freelance designer untuk sebuah butik di Prancis, dan pada waktu luang, saya merancang sebuah capsule collection di sebuah bungalow kecil. Standout piece-nya adalah sebuah beaded lace dress yang menjadi begitu populer di Bali.

The rest is history, really! Saya menjadikan pulau ini sebagai rumah saya, dan Bali benar-benar memiliki tempat spesial di hati saya. Teman-teman saya berada di sini, dan tentu saja anak kembar dan suami saya. It’s my home and I wouldn’t have it any other way!

Banyak desainer busana bermimpi untuk pergi ke Prancis untuk membangun karir mereka, namun Anda adalah seorang Parisian yang mengambil langkah ‘berbeda’ dengan mendirikan label Anda di Bali. Apakah ada alasan di baliknya?
Saya rasa saya tidak pernah merencanakan untuk pindah ke Bali dan membangun fashion house saya di pulau ini, tetapi begitulah hal itu terjadi untuk saya. Biarpun ini bukanlah jalur lazim untuk label-label fashion pada umumnya, perjalanan saya banyak mempengaruhi desain-desain saya yang menjadi daya tarik bagi banyak orang dan membawa kesuksesan bagi Magali Pascal.

Apakah DNA dari Magali Pascal? Apa 3 kata yang mendeskripsikan label Anda?
Effortless, confident, timeless. Konsumen Magali Pascal bangga akan sisi feminin dan sisi maskulinnya. Pada suatu hari, ia akan mengenakan sebuah gaun sutra dengan aksen ruffle besar, dan di hari berikutnya ia tampil dengan tailored denim jumpsuit. 

Dari manakah Anda mendapatkan inspirasi untuk merancang sebuah koleksi?
Biasanya saya sangat terinspirasi dari kegiatan travelling saya. I enjoy discovering new places, architecture, art, vintage markets, and restaurants. Tetapi pada 18 bulan terakhir, karena tak bisa melakukan hal tersebut, inspirasi saya datang dari seni, buku, dan majalah. Saya juga banyak terinspirasi oleh para perempuan, baik teman maupun muse. Bagaimana cara mereka bergerak, berpakaian, dan berinteraksi. Ini membantu saya untuk menemukan keseimbangan antara karakter feminin dan maskulin di kreasi-kreasi saya dalam mendesain modern wearable wardrobe.

 

“Make conscious and purposeful choices, and challenge yourself daily to continue to grow. ”

 

Bagaimana Anda melihat kondisi industri fashion global sekarang yang terdampak pandemi? Bagaimana hal tersebut juga berpengaruh pada label Anda dan bagaimana Anda menghadapinya?
Saya rasa pandemi ini telah berdampak ke semua orang dan semua hal dengan cara yang berbeda-beda. Untuk bisnis fashion, pandemi ini tidak hanya menyebabkan financial cuts and gains di seluruh dunia, tetapi juga menggerakkan banyak orang dan brand untuk melihat lebih dekat mengenai dampak-dampak fashion kepada planet ini dan orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Di Magali Pascal, kami harus slow down sejak Maret 2020 dan itu mendorong kami untuk mencari solusi jangka pendek yang berujung pada perubahan jangka panjang. Pada bulan-bulan pertama dari pandemi ini, kami merilis sebuah capsule collection yang sepenuhnya dikreasikan dari kain sisa yang kami simpan di storage room, sehingga bisnis tetap berjalan dan juga meminimalisir sampah. Sekarang, 18 bulan setelahnya, kami tetap menerapkan strategi yang sama untuk koleksi-koleksi kami; finding ways to repurpose waste fabric and reduce waste. Kami juga merancang sebuah capsule collection pada tahun 2020 yang sebagian persentase hasil penjualannya didonasikan untuk membantu warga Bali yang terkena dampak besar pandemi ini. 

Indonesia is still very much in the thick of it when it comes to the pandemic, but we continue to do our best to bring our collections to life, albeit the difficult circumstances. Tetapi yang terpenting, tim kami sehat dan saya sangat bahagia untuk berkata bahwa kami telah berjuang menghadapinya bersama dan akan melanjutkan hal itu.

Dunia mode punya banyak isu, dari soal diversity hingga sustainability. Apakah ada isu spesifik yang ingin Anda angkat melalui kreasi-kreasi Magali Pascal?
As a business we are constantly working towards having a positive impact on people and the planet. Kreasi-kreasi Magali Pascal dirancang untuk melampaui tren dan untuk dipakai berulang-ulang, menggunakan slow approach terhadap fashion. Selama beberapa tahun terakhir, kami juga menghadirkan program-program ‘Giving Back’ sebagai bentuk dukungan untuk komunitas-komunitas.

Pada tahun 2019 kami mendonasikan sebagian hasil penjualan kami di bulan Desember untuk WaterAid Indonesia yang menyediakan air bersih ke komunitas-komunitas di Bali. Pada Agustus 2020, kami merancang sebuah capsule collection yang terinspirasi dari Batik tradisional Indonesia dan mendonasikan sebagian hasil penjualannya kepada organisasi-organisasi di Bali yang membantu menyediakan makanan bagi mereka yang terkena dampak dari Covid-19. Pada Desember tahun lalu, berkolaborasi dengan One Tree Planted, kami menanam satu pohon untuk setiap produk yang terjual secara online.

Apa yang dimulai sebagai solusi untuk mengurangi sampah kini telah menjadi core value untuk Magali Pascal, dan kami sangat bersemangat untuk mengembangkan langkah-langkah tersebut. 

Bagaimana Anda melihat diri Anda dan label Anda di masa depan? What’s next?
Where to begin? Kami sedang berpikir untuk menambahkan kategori pada brand ini, mulai dari perhiasan ke tas, serta mengembangkan lebih lanjut produk outerwear dan denim kami. As the brand grows we continue to secure more and more stockists worldwide, and we are very much looking forward to seeing how the brand fits into new markets. Kami juga baru saja meluncurkan website Indonesia kami (id.magalipascal.com). Kami mendapatkan respons yang baik sejauh ini dan saya ingin memperluas basis konsumen Indonesia kami. 

Apakah prinsip utama yang menjadi panduan Anda dalam menjalani hidup?
Make conscious and purposeful choices, and challenge yourself daily to continue to grow.