Debut Kim Jones untuk Fendi Couture Spring/Summer 2021

Historical artistry of the Brits and the Italian.

 

Untuk koleksi couture perdananya bagi rumah mode Fendi, Kim Jones mulai dari pengalaman personalnya sebagai sosok yang tumbuh di Inggris. Sang creative director mengeksplorasi keterpikatannya pada Bloomsbury Group; sebuah kelompok penulis, filsuf, dan seniman Inggris di periode 1900’an hingga 1930’an. Terutama pada liberated creativity dari sosok penulis Virginia Woolf dan Vanessa Bell yang merupakan seorang pelukis. “I admire the way that they lived their lives, the freedom that they created for themselves and the art that they left behind for the world,” tuturnya.

Dari Woolf, Jones mengangkat energi non-binary dari novel ternama “Orlando” (1928) yang terinspirasi kisah asmara sang penulis bersama penulis perempuan lain bernama Vita Sackville-West. Melalui koleksi Couture Spring/Summer 2021 ini, Jones menerjemahkan gagasan bahwa feminitas maupun maskulinitas adalah sebuah pilihan. Sifat sastrawi dari novel yang terbit 3 tahun setelah Fendi berdiri ini tertuang dalam ragam kreasi. Beberapa di antaranya adalah metal-bound book clutches. Sebagian baris teks dari novel itu ditempel pada Mother of Pearl minaudières serta leather boots.

Charleston farmhouse – salah satu markas Bloomsbury Group di Sussex juga menyumbang inspirasi untuk rancangan-rancangan couture Jones. Motif-motif yang ditemukan di sana direkontekstualisasi ke dalam beaded boots dan hand-painted heels. Sementara, lukisan-lukisan di dindingnya menjelma menjadi embroidered embellishments pada gaun-gaun.

Motif marble menjadi yang paling visible akan inspirasi artistik Kim Jones di koleksi couture perdananya untuk Fendi. Motif tersebut terinspirasi oleh marble-bound books karya Virginia dan Leonard Woolf terbitan Hogarth Press yang ternyata senada dengan Italian sensibility di mana palet marble itu turut ditemukan Galleria Borghese di Roma. Pada koleksi busananya, motif marble disulap menjadi kreasi jaket, celana bermaterial jacquard nan mewah, gaun-gaun sutera, intarsia furs, dan hand-beaded tailoring. Dalam versi evening nan dramatis, hadir kreasi maxi cape-gown dengan aksen detail draping di bagian leher.

Deret model yang didaulat untuk berjalan di koleksi ini memiliki peranan penting. Jones menggarisbawahi bahwa rumah mode Fendi adalah tentang keluarga. Model-model di peragaan busana ini merepresentasikan nilai Fendi akan keluarga. Tampil diantaranya Kate dan Lila Moss, Christy dan James Turlington, Adwoa dan Kesea Aboah, hingga insider dari keluarga sang rumah mode yakni Leonetta Fendi dan Delfina Delettrez. “Fendi represents artisanal quality of the highest order, and it is all about family, “ tutup Kim menjelaskan nilai akan keluarga dan hubungannya dengan koleksi perdana Fendi Couture.