Art Moments Jakarta Adopsi Format Digital hingga Seni NFT

The future of the art movement.

 

Interaksi terhadap karya seni kian tampil canggih. Kemajuan teknologi dan kondisi pandemi global menuntut dunia seni untuk kreatif dalam berkarya maupun mempresentasikan karya. Art Moments Jakarta yang terselenggara sejak 2019 kini untuk pertama kalinya menggunakan virtual platform sebagai medium. Bernama Art Moments Jakarta Online (AMJO), para pecinta seni dapat menikmati karya-karya dari berbagai seniman maupun galeri seni, serta berpartisipasi dalam ragam diskusi yang mencakup bahasan investasi seni, seni terkait mental health, serta seni non-fungible token (NFT) sebagai buah bibir art world saat ini. 

Untuk menikmati AMJO yang terselenggara pada 1 – 30 Juni 2021, Anda bisa kunjungi website artmomentsjakarta.com atau menggunakan aplikasi Clamour di smartphone. “Selama pandemi, kami mencari jalan di mana pelanggan dan mitra kami tetap dapat berinteraksi. Virtual platform menjadi jawaban untuk mengakomodir keperluan tersebut: untuk menjembatani pemilik galeri dan pecinta seni serta secara aktif mempromosikan seniman Indonesia beserta karya seninya,” ungkap Leo Silitonga, founder dan art director dari Art Moments Jakarta. . 

Mendapat dukungan pemerintah Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, di acara peluncuran online menyebut bahwa langkah penyelenggaraan adaptif ini merupakan inovasi demi menangkap peluang di tengah pandemi Covid-19. AMJO sendiri melibatkan kumpulan seniman independen hingga total 65 galeri seni dalam lingkup Asia. Seniman independen seperti Mira Hoeng lewat karya seni tekstil menjadi salah satu yang berpartisipasi. Galeri seni asal Singapura Chan+Hori Contemporary – yang kini menyediakan layanan kuratorial, manajemen seni, serta art advisor – membawa karya-karya Jay Ho, seniman berbasis Singapura yang kerap memanfaatkan resin pada karyanya. Sementara Lawangwangi Creative Space dari Bandung menampilkan karya Eddy Susanto yang bertemakan identitas sejarah budaya jawa.

Tak ketinggalan, seni non-fungible token (NFT) di pameran ini turut menampilkan sisi humanis. Karya Ruanth bersama Cindy Thijssen yang bertajuk “53 Never Forgotten” merupakan bentuk penghormatan terhadap gugurnya 53 awak KRI Nanggala, di mana hasil penjualan akan disumbangkan untuk keluarga mendiang. Terkait pengakomodasian seni NFT pada Art Moments Jakarta, event ini bekerjasama dengan Clamour. Berfokus pada pasar Cina dan Asia Tenggara, Clamour adalah platform seni dan teknologi seni – dapat diunduh di Apple App Store – yang dilengkapi dengan teknologi blockchain untuk opsi cryptocurrency. Di aplikasi ini, Anda akan melihat berbagai karya seni terpilih yang berbeda dengan yang ditampilkan di website Art Moments Jakarta.

Tak hanya itu, Art Moments Jakarta pun didukung oleh Tezos, yakni jaringan blockchain open-source terdesentralisasi yang dapat menjalankan transaksi peer-to-peer. TZ APAC yang merupakan public blockchain consultancy dengan fokus pada ekosistem Tezos menghadirkan workshop pembuatan NFT di event Art Moments Jakarta. Meski format utama pameran ini kini berbasis virtual yang diiringi dengan penyediaan karya seni NFT, Anda juga tetap bisa menikmati edisi physical dari Art Moments Jakarta. Untuk versi offline, kunjungi Art: 1 New Museum di Kemayoran. Di sini Anda disuguhkan dengan karya-karya Yawara Oky Rahmawati yang bertemakan cerita tentang gambar anak dan ingatan manusia dewasa. Yawara mengadopsi visual gambar anak untuk dimaknai ulang dengan permasalahan hari ini.